Desa
Senatab, memiliki potensi sumber daya alam yang dapat dikembangkan dengan
prinsip-prinsip lokal untuk meningkatkan kesejahteraan dan kelestarian
lingkungan hidupnya. Desa Senatab, memiliki luas wilayah sekitar 9.145,33 Ha
yang terbagi habis kedalam 3 (Tiga) dusun (Batu Hitam, Tanjung, Sawah). Dengan Jumlah
penduduknya sekitar 2549 jiwa yang terdiri dari 1244 jiwa laki-laki dan 1205
jiwa perempuan. Dengan jumlah penduduk yang demikian, maka Desa Senatab
merupakan Desa nomor 2 terbanyak populasi penduduknya, dengan jumlah kelompok
umur yang masih produktif, dengan mata pencaharian yang utama dari sektor
pertanian dan perkebunan rakyat serta Hasil Hutan
Saat
ini penduduk di Desa `Senatab sedang giat-giatnya mengolah lahan dengan
membudidayakan tanaman komoditas utama karet, dan yang termasuk berhasil dalam
pelaksanaanya berupa padi dan komoditas pertanian potensial. Disamping
itu tetap mengusahakan komoditas lainnya seperti buah-buahan, dan tanaman muda
lainnya untuk kebutuhan sehari-hari. Namun penduduk mengalami
kendala dalam mendistribusikan hasil-hasil bumi, yaitu minimnya sarana -
prasarana transportasi dan komunikasi. Lokasi desa Senatab yang terpencil
dihubungkan oleh sebuah ruas jalan sempit dengan kondisi rusak parah. Bagi
penduduk Desa Senatab, sungai merupakan sumber kebutuhan air bersih dan
digunakan untuk mandi, cuci dan kakus.
Desa
Senatab dipimpin oleh
seorang Kepala Desa serta perangkatnya, seperti
sudah disebutkan bahwa wilayah Desa
Senatab luasnya
tercatat sebesar 9.145,33 Ha atau keliling wilayahnya sepanjang + 110.04
Km. Desa Senatab secara administrasi berada dalam wilayah
Kecamatan Sajingan Besar, Kebupaten Sambas. Dari beberapa dusun
umumnya penduduk mendirikan unit pemukiman berpola
mengelompok linier mengikuti jaringan jalan dan sungai.
Desa
Senatab yang jaraknya ±5 km dari Kecamatan Sajingan Besar bisa dijangkau dengan
kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat. Akses keluar masuk hanya ada
sebuah jalan penghubung yang sampai saat ini masih dalam proses perbaikan.
Sebelum adanya akses jalan darat penduduk Senatab memanfaatkan sungai
Sempayang sebagai akses transportasi dan aktivitas lainnya.
Setiap pemukiman dusun
dihubungkan oleh jaringan jalan dengan pola linier (memanjang) seperti dari
simpang dusun tanjung, dusun Sawah dan dusun Batu Hitam yang letaknya paling
utara. Tetapi letak antar pemukiman dusun jaraknya berjauhan sehingga
menyulitkan dalam berinteraksi antar warga. Lebar jalan
utama di Desa Senatab sekitar 3 m yang berkelok-kelok, kondisi jalan utama
sebagian dalam proses pengaspalan, dan sebagian besar jalan masih berbatu
krikil. Keberadaan jalan utama di desa Senatab ini sangat penting dalam sistem
transportasi internal maupun eksternal. Sedangkan pola sirkulasi internal dusun
dibentuk oleh jalan-jalan lokal dan lingkungan yang menghubungkan dengan jalan
utama desa. Disamping itu sangat dibutuhkan pembangunan jembatan untuk
memperlancar perhubungan dan akses pemasaran dari desa.
1.1.1
Batas Wilayah
Desa Senatab yang terletak
antara 1° 35' 13.79"LU - 1° 43' 16.37" LU dan 109° 31' 38.67" BT
- 109° 40' 4.65" BT dibelah oleh dua sungai besar, yaitu sungai Sempayang dan sungai sungai
Bantanan. Batas wilayah desa Senatab
didapat dari pemetaan partisipatif, berdasarkan data tersebut maka luas wilayah
Desa Senatab tercatat sekitar 9.145,33 Ha. Wilayah Desa
Senatab dibagai atas 3 (tiga) dusun. Berdasarkan
posisi geografis tersebut maka batas wilayah Desa Senatab dapat dijabarkan sebagai
berikut;
a.
Sebelah Timur agak
ke timur wilayah
Desa Senatab
berbatasan langsung dengan Negara Malaysia yang
ditandai dengan Gunung Bentarang
(1.584
m dpl) hingga ke arah selatanya dengan Gunung Tajurjenang (1.468 m dpl) dan berfungsi sebagai
batas Negara.
b.
Sebelah barat berbatasan dengan
Santaban yang ditandai dengan perbukitan Bindak
c.
Sebelah selatan, berbatasan dengan
Desa Kaliau yang ditandai dengan Sungai Batu Kapur.
d.
Sebelah Utara berbatasan dengan
Desa Sentaban yang ditandai dengan perbukitan (bukit lingkar S).
Lokasi pemukiman dapat dikategorikan masih
terpencil, karena lokasi desa berada jauh dari pusat perkotaan yang hanya dapat
dijangkau oleh sebuah poros jalan yang dapat dilalui kendaraan roda dua dan
roda empat. Sebelum adanya poros jalan utama, kebiasaan penduduk mendirikan
rumah disekitar bantaran sungai atau pada daerah-daerah yang cukup landai.
Karena pembangunan poros jalan nampaknya sejajar dengan sungai, maka
kenampakan penyebaran pemukiman yang sekarang ini mengikuti jaringan jalan dan
jaringan sungai. Poros jalan ini berfungsi sebagai urat nadi dalam berinteraksi dengan daerah lainnya
baik dalam memasarkan hasil-hasil bumi maupun dalam membawa kebutuhan
masyarakat yang didatangkan dari luar.
1.1.2 Gambaran Geografis
Gambaran secara umum bentang alam Desa
Senatab dapat diklasifikasikan atas 6 (enam) unit fisik yaitu pegunnungan
terjal (TWI), pegunungan rendah (PDH), lembah aluvial (BKN), teras (PKU),
perbukitan terjal (MPT) dan perbukitan rendah (PLN). Di bagian timur merupakan daerah pegunungan
terjal yang
masih tertutup oleh hutan dan berbatasan langsung dengan Malaysia. Dibagian
lereng barat wilayah pegunungan merupakan lembah alluvial yang dipotong oleh
aliran sungai sempayang. Lembah
alluvial dimanfaatkan sebagai kawasan pertanian yang subur dan berbagai
aktivitas pembangunan di pusatkan di kawasan ini. Semakin kearah selatan
bentang alamnya memperlihatkan perubahan bentuk teras hingga perbukitan.
Kecenderungan masyarakat dalam mengolah tanah untuk perladangan
umumnya
memilih lokasi dilereng barat wilayah pegunungan yaitu mulai dari
ketinggian 200 mdpl hingga 1000 mdpl, lebih tepatnya dibagian timur dari dusun
Batu Hitam. Tetapi dibagian selatan aliran sungai
batuhitam
memperlihatkan tanah-tanah terbuka, atau padang rumput
yang menghampar disepanjang aliran sungai tersebut. Hamparan kebun dan semak belukar
diwilayah yang agak landai terdapat dibagian tengah wilayah desa, atau
disekitar bukit tanah merah hingga mengikuti poros jalan utama desa. Selain itu
kebun kelapa sawit dibagian peling selatan wilayah desa menyebar membentuk
blok-blok terpisah. Kawasan hutan yang masih tampak terjaga baik terdapat di
bagian paling timur meliputi blok gunung Bentarang (1.584 mdpl), gunung Tajur
Janeng (1.468 mdpl), gunung Tempurung (1.370 mdpl) dan gunung Puai ( 1.220
mdpl). Sementara pusat-pusat pemukiman dusun yang ada di desa Senatab
dihubungkan oleh jalan berbatu/jalan tanah serta jalan aspal yang sejajar
dengan alirang sungai Sempayang.
Kecuali dusun Batu hitam yang posisinya lebih kearah utara dan agak jauh dari
aliran sungai.
Sektor pertanian di Desa
Senatab merupakan
andalan utama dalam roda perekonomian, komoditi yang diusahakan dan mempunyai
nilai jual cukup tinggi untuk saat ini adalah tanaman karet dan
kopi. Komoditi
lainnya berupa tanaman buah-buahan, kelapa, kopi, pinang, coklat dan sebagian budidaya
kelapa sawit. Jenis komoditi yang disebutkan ini umumnya diusahakan oleh setiap
rumah tangga dan tidak diusahakan dalam suatu hamparan yang luas.
Sebaran dusun di desa Sanatab
jaraknya agak jauh, yaitu lebih kurang 4 km, hal ini merupakan hambatan dalam
mengumpulkan anggota masyarakat, disamping itu komunikasi antar dusun tidak
berjalan lancar. Akses untuk menuju dusun Batu Hitam hanya melalui jalan
pengerasan yang sempit, kondisi jalan jika musim hujan sangat sulit dilalui,
sebaliknya pada musim kemarau kondisi jalan berdebu. Secara umum kencenderungan
masyarakat di desa Sanatab dalam membuka lahan untuk pertanian mengarah ke
kawasan hutan yang berlereng terjal. Maka tidak mengherankan kalau Desa Sanatab
pada sering dilanda bencana longsor dan banjir.
1.1.3 Sistem
Transportasi Antar Wilayah
Pergerakan
dari dan ke Sanatab sejauh ini belum terlayani jalur transportasi darat yang bisa
menjangkau kawasan pemukiman dengan kendaraan roda empat. Secara keseluruhan, terdapat
pola dan arahan dari hubungan antar desa dan kecamatan yang dipeng aruhi oleh
kelengkapan prasarana pendukung pasar dan terminal, serta jarak.
Pola pergerakan yang ada di Senatab dapat dibagi menjadi:
a.
Pola Harian
Pola
harian umumnya memiliki jarak tempuh yang tidak terlalu jauh, serta menghubungkan simpul-simpul
atau pusat-pusat kegiatan/pasar atau Kecamatan. Jalur
pergerakan antar desa yang intensitasnya tergolong tinggi.
b.
Pola
Mingguan
Di Senatab intensitas kendaraan umum
yang melayani pola
mingguan nampaknya ada perbedaan dengan pola harian, karena dalam
sehari hanya sekali kendaraan
umum melayani route yang sama dan harus menunggu di poros jalan kecamatan. Status dari
kendaraan angkutan ini adalah milik pribadi yang pengoperasiannya secara
reguler (tiap hari) dengan pola yang teratur (saling silang).
Pola
mingguan cenderung dilakukan oleh masyarakan dengan menggunakan kendaraan
kendaraan umum dengan tujuan ke Pasar Sambas. Barang yang dibawa umumnya
hsil-hasil pertanian untuk di jual di pasar Sambas, kembali dari pasar Sambas
dengan membawa kebutuhan harian yang mencukupi untuk satu minggu.
1.1.4 Utilitas
a.
Listrik
Kebutuhan listrik tidak semua
rumah tangga dimulai
tahun 2011 mandapat pelayanan penerangan dari PLTN kerjasama dengan Negara
bagian Serawak Malaysia. Sumber uatama dari pembangkit listrik wilayah Serawak.
b.
Telepon
Jaringan telekomunikasi melalui
kabel telpon belum terlayani
diseluruh
kawasan ini. Kelancaran
komunikasi masyarakat Sanatab juga terbantukan dengan adanya
Base Transceiver Station (BTS) telkomsel atau jaringan lainnya. Meskipun
hanya beberapa tempat yang bisa mengakses sinyalnya, namun 40 % jumlah penduduk di Sanatab
sudah memiliki telepon seluler.
c.
Air Bersih
Kebutuhan air bersih penduduk
Sanatab di dapat dari air sungai yang disalurkan menggunakan
pipa-pipa, sejauh ini masyarakat sudah merasakan cukup terpenuhi kebutuhan air bersih. Namun, untuk
irigari persawahan belum dirasakan
manfaatnya,
karena banyak yang
terbengkalai. Kondisi air tanah di Sanatab kualitasnya baik, hanya
beberapa kepala leluarga yang membuat sumur gali untuk kebutuhan air bersih.
d.
Sampah
Sampah yang dihasilkan oleh
masyarakat Sanatab umumnya berupa sampah rumah tangga serta
sampah dari kegiatan pertanian dan kotoran ternak.Sejauh ini sampah yang
dihasilkan dikelola oleh masing-masing rumah tangga dengan cara dibakar dan dibuang dekat pekarangan rumah.
e.
Drainase
Bentang alam Sanatab secara
umum memperlihatkan dataran bergelombang terjal, pada termpat-tempat tertentu
terdapat cekungan-cekungan aluvial yang subur. Tetapi pada
saat musum hujan wilayah aluvial tergenang air, tetapi karena lokasi pemukiman agak jauh dari dataran aluvial, maka
pembangunan saluran drainase untuk irigasi/parit mengikuti gravitasi agar aliran air
lancar.
Saluran
drainase lainnya yang tidak ditemukan di Sanatab adalah parit-parit penampung
limpasan air hujan atau pembuangan limbah rumah tangga. Biasanya parit-parit ini letaknya sejajar
dengan jalan, sehingga limpasan air hujan dan limbah rumah tangga dapat
tertampung dan disalurkan ke lokasi pembuangan (sungai). Untuk menjaga
kesehatan lingkungan pemukiman sangat diperlukan setiap rumah tangga membuat
parit-parit mulai dari sumur (mandi, cuci dan lain-lain)
dihubungkan dengan drainase
utama yang ada di pinggir jalan.
1.1.5
Kegiatan Ekonomi
a.
Bidang
Pertanian
Usaha
pertanian di Sanatab terdiri dari pertanian sawah tadah hujan, berladang
dan berkebun. Pertanian yang dominan
diusahakan adalah jenis tanaman keras, seperti karet, kelapa, kopi dan
buah-buahan. Sedangkan tanaman muda yang sifatnya musiman jenis yang diusahakan
terdiri dari umbi-umbian dan kacang-kacangan. Disamping itu pekarangan sekitar
rumah/tempat tinggal diusahakan dengan kebun campuran dari berbagai tanaman
keras, buah-buahan dan tanaman muda lainnya untuk dikonsumsi sendiri.
Untuk usaha pertanian di Sanatab masih mengembangkan pola
gotong royong, yaitu mereka mempunyai kelompok tersendiri dimana pada saat
musim tanam mereka saling bantu membantu misalnya petani A membantu menanam
padi di ladang petani B, maka petani B akan membantu menanam padi di lahan
petani A, atau sebaliknya dengan sistem upah.
b. Bidang Peternakan dan Perikanan
Ternak unggas yang dipelihara oleh penduduk Sanatab
diantaranya ayam kampung, bebek dan itik. Sejauh ini pemeliharaan ternak unggas
hanya sebagai selingan tiap rumah tangga, jika diperhatikan potensinya maka
dapat dikembangkan dengan membuat kandang ternak dan pakan yang tersedia untuk
menghasilkan telur atau ternak potong.
Ternak babi potensi
jenis telinga berdiri warna hitam khas kalimantan barat cukup baik untuk di kembang biakan, tapi dalam
pemeliharaannya perlu dipisahkan antara rumah tinggal dengan kandang ternak.
Babi banyak dipelihara hampir di setiap rumah dengan tingkat perkembangbiakan
yang tinggi.
c.
Bidang
Industri
Kegiatan industri yang terdapat di Sanatab terdiri dari
industri rumah tangga dan industri yang menghasilkan barang-barang kebutuhan
setempat seperti tikar pandan, mebel, dan lain-lain. Kegiatan industri
yang cukup prospektif dan mampu menembus pasar untuk skala lokal adalah
industri pembuatan atap rumah. Industri rumah tangga ini sebenarnya cukup
diminati karena ketersediaan bahan baku yang melimpah. Proses pembuatan
atap rumah, selain menghasilkan atap rumah untuk di kirim ke pasaran lokal sebagai pusat distribusi, juga limbahan potongan
daun sebagai pakan ternak.
Industri lainnya yang tampak menonojol di kawasan Sanatab
adalah anyaman tikar pandan dan tudung kepala. Namun industri
rumah tangga ini mulai ditinggalkan, karena sudah masuk tikar-tikar yang
terbuat dari plastik dan setiap rumah tangga sudah jarang sekali yang
menggunakan tikar pandan.
d.
Bidang Pertambangan
Kegiatan
penambangan yang terdapat di Desa Sanatab terdiri dari batu dan pasir, terutama
yang terdapat disepanjang sungai
Sempayang. Kebutuhan pasir dan batu di desa Sanatab sudah cukup memadai,
hal ini sangat mendukung sekali terutama dalam pembangunan fisik perumahan,
jalan dan infrstruktur lainnya.
e.
Bidang Pariwisata
Unggulan dalam pengembangan
pariwisata tergantung dari karakteristik tiap wilayah yang mempynyai potensi yang
khas, air
terjun Pancarek merupakan petensi pariwisata tingkat internasional dengan
karakteristik pegununggan berbatu dan pemandangan
hutan hujan tropis yang cukup menakjubkan. Potensi pariwisata sungai dapat menjadi pariwisata pantai yang
potensial.
f.
Bidang
Ekonomi
Perdagangan
di kawasan desa Sanatab sangat bergantung dengan negara bagian Serawak
malaysia. Biawak sebagai perbatasan utama dan Lundu sebagai pusat ekonomi
terdekat menjadi fasilitas utama dalam melakukan perdagangan barang alam dan
kerajinan.
1.1.6 Karakter Sosial dan Interaksi Penduduk di Sanatab
Kehidupan
sehari-hari penduduk Sanatab kadang sering bertolak belakang dengan anggapan
bahwa penduduk Sanatab merupakan penduduk tertinggal. Secara pengamatan
langsung, ditiap rumah tangga, kehidupan sehari-hari penduduk Sanatab tidak berbeda
dengan kehidupan
masyarakat pada umumnya. Sebagai contoh adalah di bidang teknologi, keberadaan
pesawat televisi, vcd player, parabola, merupakan barang yang sering dijumpai
di rumah-rumah penduduk. Selain itu fasilitas-fasilitas penunjang
cukup tersedia di sini
Pola
hidup seperti itu menyebabkan tingkat perdagangan dan perputaran uang cukup tinggi
terutama di masa-masa panen. Hal ini juga berdampak tingginya interaksi
penduduk dan transformasi barang dengan daerah lain melalui pertimbangan untuk
mendapat barang yang lebih murah dan juga faktor kedekatan, sehingga pola interkasi
terpusat pada Ibu
kota Kecamatan dan Kabupaten, namun juga ke berbagai daerah di
Sambas.
Secara ringkas arah pergerakan yang dapat diidentifikasi
pada kawasan Sanatab adalah dalam kebutuhan yang bersifat admistratif pergerakan
ke arah Kota Kecamatan dan Kabupaten, namun dalam pemenuhan kebutuhan seperti
sekolah, selain orientasinya ke dalam kawasan sendiri, juga berorientasi pada
fasilitas-fasilitas yang ada di Sambas.
Hal lain yang juga menarik adalah jika mencermati sifat
perpindahan penduduk atau migrasi dari faktor penarik dan pendorong minat
migrasi, maka tentu saja dapat
diinterpretasikan bahwa kawasan Sanatab kurang memiliki daya tarik bagi
pendatang selain juga daya dorong ke wilayah lain. Dengan kata lain, motif
penduduk Sanatab mengindikasikan bahwa potensi yang ada di kawasan Sanatab
tidak cukup menjanjikan, sehingga banyak juga penduduk usia produktif yang
berusahan di luar daerah (Malaysia, Timur Tengah, Sumatera dll) menjadi potensi
tersendiri untuk pengembangan sumber daya manusia.